Jawa Deli
Agak aneh didengar, namun begitulah sebutan bagi orang Jawa yang terlahir di tanah Deli, Jawa Deli. Sebutan lainnya yang lebih enak didengar adalah 'Pujakesuma', Putra Jawa Kelahiran Sumatera. Istilah ini juga digunakan oleh orang Jawa asli yang bermigrasi ke Sumatera, dengan kalimat yang sedikit dimodifikasi menjadi 'Pujakesuma', alias Putra Jawa Keluyuran di Sumatera.
Banyak orang mengira bahwa penduduk Medan umumnya orang Batak, sehingga setiap ketemu orang Medan disebutlah "Horas!". Kenyataannya 60% penduduk Medan dan sekitarnya adalah orang Jawa Deli, keturunan dari orang-orang Jawa asli yang dibawa Jepang bersama orang-orang Cina dan India ke Sumatera dalam proyek kerja paksa, Romusha. Selain di Medan dan sekitarnya, penduduk Jawa Deli tersebar merata dihampir keseluruhan Sumatera Utara terutama di daerah-daerah perkebunan kelapa sawit dan karet.
Tingkat pendidikan orang Jawa Deli umumnya rendah. Menikah pada usia dini merupakan hal yang biasa terjadi, yang berdampak pada meningkatnya laju pertumbuhan populasi orang Jawa Deli di Sumatera Utara. Hanya sebagian kecil keturunan saja yang meneruskan pendidikannya sampai perguruan tinggi.
Umumnya orang-orang Jawa Deli beragama Islam. Meski begitu budaya Jawa Hindu masih melekat erat dalam praktek kehidupan sehari-hari, seperti membuat sesajen pada hari-hari tertentu, memilih hari yang 'baik' untuk acara tertentu dll. Perilaku syirik yang mestinya dibuang jauh-jauh.
Jadi mulai saat ini, bila rekan-rekan berkunjung ke pelosok Medan dan sekitarnya, jangan khawatir bila tidak bisa berbahasa Batak, cukup gunakan bahasa Jawa saja atau yang lebih mudah, bahasa Indonesia.
Kulonuwun ... Horas!!!
Dari: Stefano Al-Biruni
Post a Comment